Apakah Pantas Para Pejuang Palestina Dituduh Biang Kerok Pembantaian Saudara Kaum Muslimin di Gaza Palestina?
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa kaum muslim Palestina sudah terjajah selama puluhan tahun oleh bangsa Yahudi Israel. Mereka merampas tanah kaum muslimin lalu memagarinya dengan dinding tembok pemisah. Tidak hanya itu, sebagaimana informasi yang diberitakan, mereka juga memperkosa para wanita-wanita muslimah yang menjaga kesuciannya, membunuhi anak-anak, orang tua, laki-laki maupun perempuan.
Karena itu, sebagian warga Palestina kemudian melakukan muqawamah (Perlawanan) demi membela dan membebaskan tanah air mereka, agama dan melindungi saudara-saudari mereka sesuai kemampuan mereka. Mereka terdiri dari beberapa fraksi yang salah satunya adalah Hamas.
Perlawanan mereka membuahkan hasil (diantaranya tanggal 7 Oktober 2023 via Taufan Al-Aqsa). Beberapa tempat berhasil mereka kuasai, membunuh dan menawan pasukan militer penjajah serta menghancurkan tank-tank dan mobil tempur mereka. Karena perlawanan ini, pasukan bangsa Yahudi Israel membabi buta membalaskan dendamnya. Mereka membantai warga sipil, membunuh mereka tanpa pandang bulu, mulai dari bayi-bayi, anak-anak kecil, orang tua, perempuan maupun laki-laki. Mereka menghancurkan rumah-rumah warga sipil hingga rata dengan tanah, rumah ibadah pun demikian, bahkan rumah sakit tidak luput dari kekejaman dan kebrutalan mereka.
Karena kekejaman mereka ini, sebagian kaum muslimin yang menamakan diri mereka sebagai kelompok Islamis, menuduh Para Pejuang Palestina (termasuk Hamas) sebagai dalang dibalik semua pembantaian itu. Mereka menuduhnya sebagai Syi’ah yang menggunakan kekuatan Yahudi Israel untuk membantai kaum muslim sunni. Bahkan, diantara mereka dengan berani menuduh bahwa Hamas adalah organisasi buatan bentukan/peliharan dari Yahudi Israel.
Entah generasi salaf yang mana yang mereka ikuti, tapi lebih cocoknya kalau dikatakan generasi pelanjut dari Abdullah bin Ubay bin Salul seorang tokoh munafik yang hidup di zaman Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam.
Alasan dalam menuduh Hamas sebagai buatan Yahudi betul-betul menunjukkan kemunafikan mereka. Mereka berkata, “Bayangkan kelompok kecil tapi tidak mampu dikalahkan.” Ini dikemukakan oleh seorang manusia tengik lagi durjana yang bahkan dengan teganya menghalalkan darah kaum muslimin yang melakukan demonstrasi demi membantu menyuarakan kebebasan Palestina.
Perkataannya dan perkataan-perkataan mereka yang sampai pada kita, mirip seperti perkataan kaum munafik yang disebutkan oleh Syekhul Islam Ibnu Taimiyah -rahimahullah-. Pada saat beliau menjelaskan firman Allah -Azza wajalla-
فَإِذَا ذَهَبَ الْخَوْفُ سَلَقُوكُمْ بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ
“Dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam.” (QS. Al-Ahzab: 19)
Beliau kemudian menyebutkan beberapa contoh perkataan orang-orang munafik yang begitu tajam pada perjuangan kaum muslimin. Beliau berkata:
…وتارة يقولون أنتم مع قلتكم وضعفكم تريدون أن تكسروا العدو وقد غركم دينكم… وتارة يقولون أنتم مجانين لا عقلا لكم تريدون أن تهلكوا أنفسكم والناس معكم.
“…Kadang orang-orang munafik itu berkata, “Kalian dengan jumlah kalian yang sedikit dan kelemahan kalian, tetap ingin memecah barisan musuh, sungguh kalian telah tertipu oleh agama kalian.”
…Kadang juga mereka berkata, “Kalian ini gila, kalian tidak punya akal. Kalian ingin membinasakan diri kalian sementara para warga bersama kalian.” (Kitab Majmu’at al-Fatawa: 14/552)
Coba perhatikan para penggembos muqawamah Para Pejuang Palestina, perkataan mereka tidak jauh beda dengan perkataan-perkataan orang-orang munafik yang disebutkan oleh Syekhul Islam Ibnu Taimiyah -rahimahullah-. Mereka menyalahkan Para Pejuang Palestina karena warga sipil ikut dibantai.
Padahal perjuangan mereka sangat jelas akan kesyar’iannya karena membela agama, tanah air serta kaum muslimin yang tertindas. Para ulama pun seperti Syekh Bin Baz -rahimahullah- telah memfatwakan kesyar’iyahan perjuangan mereka tersebut (Lihat: https://alinshof.com/kategori-jihad-kaum-muslimin-palestina-menurut-syekh-abdul-aziz-bin-abdullah-bin-baz-rahimahullah/).
Tapi begitulah para munafikin, mereka tidak henti-hentinya menggembosi perjuangan Jihad kaum muslimin. Bagi mereka, diplomasi adalah jalan terbaik melawan bangsa yang dikutuk menjadi kera dan babi itu. Entah, jika saudari-saudari mereka yang diperkosa, masih mungkinkah mereka katakan diplomasi dan menyalahkan para perjungan itu?
Tapi, begitulah, rasa takut tidak mereka rasakan sebagaimana dalam ayat di atas, sehingga lisan mereka begitu tajam pada orang-orang yang berjuang. Mereka seolah tidak tahu firman Allah -Azza wajalla-:
كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّه
“Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah.” (QS. Al-Baqarah: 249)
Terkait pembantaian kaum muslimin tersebut, alhamdulillah telah sampai kabar dari orang yang menyaksikan langsung pergolakan yang terjadi di Gaza Palestina. Para warga Gaza memang sudah siap dengan semua itu, bahkan mereka terus mendukung perjuangan Para Pejuang Palestina dan tidak menyalahkan mereka, sebagaimana yang diinformasikan oleh ust Muhammad Husein yang berada di Gaza -hafizhahullah- (Muhammad Husein adalah seorang YouTuber dan aktivis kemanusiaan asal Bogor, Jawa Barat berada di Gaza Sejak 5 Januari 2011)
Yang harus disalahkan dari pembantaian itu adalah bangsa Yahudi Israel itu sendiri karena telah menjajah dan melakukan pelanggaran etika perang, sebagaimana yang diatur dalam Hukum Humaniter Internasional. Sebab, dalam hukum tersebut, warga sipil dan orang-orang yang tidak lagi terlibat dalam perang dilindungi dan tidak boleh terkena dampak dari peperangan.
Perbuatan sebagian orang yang mengkambing hitamkan Para Pejuang Muslimin Palestina menunjukkan kejahilan mereka. Bagaimana mungkin orang-orang yang mempertahankan hak-hak mereka atau merebut kembali haknya dianggap sebagai penjahat?
Ibarat ada seorang pencuri yang ingin mengklaim kepemilikan rumah, kemudian sang pemilik rumah melawan, tapi kalah. Namun ia kembali berupaya mengambil kembali rumahnya. Ketika ia berhasil menguasai sebagian rumahnya, sang pencuri tadi membunuh istri pemilik rumah itu, memperkosa anaknya dan membunuhnya, kemudian orang-orang menyalahkan sang pemilik rumah, mengapa engkau berupaya merebut kembali rumahmu? Adalah sebuah kejahilan tuduhan keji seperti itu.
Tapi begitulah, para munafikin akan selalu menggonggong dan mengganggu perjuangan orang-orang yang ikhlas memperjuangkan kehormatan Agama Islam dan Negerinya.
Wallahul Musta’an.