Menjawab Syubhat Bagian IV

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام علي رسوله الأمين وعلي آله وأصحابه الطاهرين ومن اهتدي بهداهم إلي يوم الدين, أما بعد :

Ikhwah yang dirahmati oleh Allah, puji dan syukur kembali kami panjatkan kepada Allah –Subhanahu Wa Ta’ala-, atas segala limpahan nikmat dan rahmat-Nya, sehingga memudahkan kami untuk merampungkan tulisan demi tulisan dan menjawab tuduhan demi tuduhan, maka sungguh sangat tidak berlebihan jika kemudian lisan basah kami melantunkan kalimat :

هذا من فضل ربّي

Artinya : ini adalah karunia Tuhanku

Pada kesempatan kali ini, kami hadir kembali di hadapan pembaca yang budiman, untuk menjawab sebuah tuduhan yang dilontarkan akh Sofyan Khalid kepada kami, kami berharap Allah memberikan taufiqnya untuk memudahkan bantahan ini.

Akh Sofyan Khalid mengatakan :

Keenam: Berdusta atas Nama Seorang Muslim dan Menjatuhkan Kehormatannya.

Tanggapan :

Pembaca yang budiman, ini adalah salah satu tudingan yang dilabelkan kepada kami oleh akh Sofyan Kholid, seyogyanya kita bercermin kepada diri sendiri sebelum melontarkan tudingan kepada orang lain, sebab sangat dikhawatirkan kita terjerembab ke dalam kubangan yang kita tudingkan kepada orang lain bahkan mungkin lebih parah lagi, coba perhatikan akh Sofyan Khalid dan kelompok “salafi”nya mengumbar tudingan di atas kepada kami, lalu kemudian tanpa disadari mereka terperosok lebih dalam ke dalam jurang tudingan yang mereka gali sendiri, yang mana dengan serampangan mereka melemparkan tudingan-tudingan dusta atas orang lain demi untuk melancarkan vonis sesat serta demi menjatuhkan keadilan [al-‘adalah] seseorang ataupun jamaah. Dan jika kita telisik lebih seksama pemantik dari tuduhan di atas, maka kita dapatkan hal tersebut dipantik oleh laqob [julukan] yang kami capkan kepadanya berupa “mufti”, maghrur, ataupun julukan-julukan yang lain, sebagai respon dan bantahan atas artikel dan “nasehat”nya yang berakhir pada jatuhnya vonis sesat atas kami, padahal di lain hal jika kita cermati artikel-artikel dan ceramah-ceramah asatidzah kelompok “salafi”, kami justru menemukan kedustaan atas kami lebih banyak, dan jauh lebih menjatuhkan kehormatan kami di hadapan umat, semoga dengan secuil bantahan ini kita bisa bermuhasabah, siapakah gerangan yang layak dengan labelkan kepadanya tuduhan di atas??, Dan insya Allah kami akan tanggapi tudingan akh Sofyan Khalid di atas dengan dua poin :

Pertama : Demi untuk menyingkap sang pendusta sejati, maka alangkah bijaknya jika kita membuka bantahan ini dengan membahas tentang definisi kalimat Dusta, sebab jika kita telah memahami dengan baik definisi kalimat tersebut, maka niscaya kita akan mudah untuk menyingkap sang pendusta sejati, dan layak untuk dilabeli dengan tudingan di atas, olehnya mari kita sedikit membahas definisi kalimat yang satu ini. Dr Said bin Ali bin Wahf al-Qahthonii –Hafidhahullah– berkata :

الكذب : الإخبار عن الشيء علي خلاف ما هو, عمدا كان أو سهوا.

Artinya : Dusta adalah mengabarkan tentang sesuatu yang menyelisihi [hakikat]

yang sebenarnya, baik dengan sengaja ataupun tidak.[1]

Definisi yang beliau sebutkan diatas adalah nukilan dari definisi al-Imam an-Nawawi –rahimahullah-.[2]

Ikhwah yang dirahmati Allah, jika kita perhatikan dengan seksama definisi di atas, maka julukan yang kami labelkan kepada akh Sofyan Khalid di atas bukanlah termasuk dalam kategori menebarkan dusta atas namanya, akan tetapi lebih dekat kepada “hinaan” dan “ejekan“, hal ini kami lakukan dalam rangka untuk mengimbangi tudingan dan vonis sesat yang dijatuhkan kepada kami serta untuk menguji keridhoan akh Sofyan Khalid dalam menghadapi “ejekan” dan “hinaan” dari kami, yang jika kita meneliti dengan mata inshof sebenarnya tidaklah sebanding dengan tudingan dan vonis sesat yang dia jatuhkan atas kami, jika dengan “hinaan” dan “ejekan” yang tidak “seberapa” dia meradang, berkeluh kesah serta merasa sangat terdhalimi dengan kalimat tersebut, maka bagaimana bisa lisan fasihnya seakan tanpa dosa menjatuhkan vonis yang lebih dahsyat kepada orang lain??!! Allahu Musta’an.

Ditambah lagi, jika kita menajamkan pandangan dan pendengaran terhadap kaset-kaset muhadharah dan artikel-artikel goretan para asatidzah kelompok “salafi” tentang kami [WI] yang bertebaran di dunia maya, maka sejatinya tuduhan di atas lebih layak untuk diselempangkan di atas dada-dada mereka, perhatikanlah kedustaan-kedustaan yang lahir dari tokoh-tokoh “salafi” berikut ini :

· Kedustaan yang ditebarkan oleh al-Ustadz Dzulkarnain –hafidhahullah– tentang adanya Bai’at di tubuh WI, padahal tudingan tersebut tidak ada wujudnya di tubuh WI, dan tuduhan dusta ini termasuk syubhat usang yang dibidikan oleh beliau[3], dan simak pula tudingan keji yang beliau ucapkan belum lama ini dalam sebuah muhadharahnya: “Kalau mengaku boleh saja mereka mengaku, dan perlu saya beritahu, pengakuannya kalau mereka mengatakan salafy itu ujung-ujungnya adalah duit“. Juga pernyataannya pada tempat lain: “Na’am, kemudian mendatangkan ulama-ulama dari Saudi, tapi kalau berbicara di kaset membicarakan pemerintahan Saudi dengan pembicaraan yang sangat keji dan tidak pantas. Kalau ada duit bicaranya bagus, tapi kalau tidak ada duit bicaranya mencela dan menjelekkan“.

· Perhatikan pula kedustaan al-Ustadz Abul Faizah Abdul Qadir –hafidhahullah- atas silsilah kami dan juga artikel al-Ustadz Muhammad Ihsan Zainuddin Lc,Msi[4] –Hafidhahullah- bahwa kami melarang penisbahan diri kepada salafy[5], padahal tidak ada larangan penisbatan tersebut dalam Silsilah Pembelaan kami maupun dalam artikel al-Ustadz Muhammad Ihsan Zainudin –Hafidhahullah-. Dan perhatikan pula tanaaqudhat [kontradiksi] dari Fadhilatul Ustadz dalam mengambil kesimpulan dari artikel al-ustadz Muhamad Ihsan Zainudin, di artikelnya Terlarangkah Memakai Nisbah As-Salafiy atau Al-Atsariy ??? footnote no: 3 dengan tergesa-gesa beliau menyimpulkan bahwa al-ustadz Muhammad Ihsan Zainudin tidak membolehkan penisbahan diri kepada salafi, akan tetapi di artikel-nya Sofyan Khalid Jawaban Ilmiah Terhadap Silsilah Pembelaan Wahdah Islamiyah (Bag. 1)“, footnote: 21 beliau mentaqrir bahwa al-Ustadz Muhammad Ihsan membagi salafi menjadi dua: pertama: salafi yamani dan kedua: salafi haraki, bukankah ini isyarat bahwa beliau [ustadz Muhammad Ihsan] melegalkan penisbatan diri kepada salafi ya ustadz??!!.

· Adapun kedustaan yang ditebarkan oleh akh Sofyan Khalid kepada kami, maka mari kita cermati perkataan-perkataanya di bawah ini :

a. Nukilan dusta yang dinisbahkan kepada al-Ustadz Bahrun Nida, Lc –Hafidzahullah– yang menurutnya beliau menukil perkataan al-ustadz Muhammad Quthb –Hafidhahullah-: Andaikata manusia mendekatkan diri kepada Allah dengan mencela Sayyid Quthub, maka aku mendekatkan diri kepada-Nya dengan membelanya”, padahal setelah kami klarifikasi kepada beliau ternyata kalimat yang beliau nukil adalah:

إذا كان الناس يتقرّبون إلى الله بشتم سيد قطب فأنا أتقرّب إلي الله بعدم الرد عليهم

Artinya : Jika manusia bertaqorrub [mendekatkan diri] kepada Allah dengan mencela Sayyid Qutub, maka saya bertaqarrub [mendekatkan diri] kepada Allah dengan tidak membantah mereka”.

b. Tuduhan bahwa kami membela tokoh sesat.

c. Tuduhan bahwa kami tidak bisa memahami hikmah dan memetik pelajaran dari konsep al-hajr kepada pelaku kesesatan.

d. Tuduhan bahwa kami menempatkan fatwa ulama bukan pada tempatnya. Dan Alhamdulillah, kami telah membantah tuduhan-tuduhan dusta di atas di Silsilah Pembelaan kami, adapun tudingan Sofyan Khalid tentang talbis kami terhadap fatwa syaikh islam Ibnu Taimiyah –rahimahillah-, dan tudingan bahwa kami mengikuti keganjilan beliau, maka akan kami bahas pada tempatnya insya Allah.

Inilah secuil bukti kedustaan kelompok “salafi” atas kami, kami angkat dalam artikel ini untuk menjadi bahan renungan bagi lisan yang serampangan dalam menuding dan agar kita semua mengetahui siapakah gerangan yang sebenarnya berdusta atas saudaranya??.

Kedua : Apabila kita cermati latar belakang tudingan akh Sofyan Kholid di atas, maka kita akan dapatkan bahwa penyebabnya adalah julukan yang kami sematkan untuk akh Sofyan Kholid dan kelompoknya berupa “mufti”, maghrur, Sikap ghurur, merasa diri paling benar, paling suci dan paling Ahlu Sunnah, ingin Menang sendiri dan tidak mau kalah dll, dan sebagaimana yang kami isyaratkan dalam Silsilah Pembelaan kami yang terdahulu bahwa julukan-julukan ini tidaklah keluar dari koridor ilmiyah dan tidak mencederai sisi agama [al’adalah] akh Sofyan Khalid meskipun secuil. Dan jika kita bandingkan “ejekan” kami dengan vonis yang dibidikan akh Sofyan Khalid kepada kami, maka akan kita dapatkan perbedaan yang besar, coba cermati tuduhan dan vonis akh Sofyan Kholid kepada kami :

  1. Dengan perkara tersebut, teramat sulit untuk mengkategorikan WI sebagai Jam’iyyah Salafiyyah Sunniyyah
  2. Padahal sejatinya bukti-bukti ilmiah tentang kesesatan WI yang telah disebutkan oleh para asatidzah sudah cukup. Hanya saja untuk menghilangkan syubhat-syubhat itu perlu usaha. -Insya Allah- saya akan sebutkan lagi sebagian dari bukti-bukti ilmiah tersebut pada bagian-bagian yang akan datang dari seri artikel ini agar syubhat-syubhat itu bisa hilang dan musnah.
  3. Syubhat usang ini masih terus dihembuskan oleh WI, demi menjaga kesetiaan anggota-angotanya. Mereka men-talbis dan menggambarkan bahwa yang di-tahdzir oleh ahlus sunnah adalah sesama “ahlus sunnah” (WI). Padahal mereka (WI) tahu bahwa asatidzah salafiyin tidak menggolongkan mereka sebagai ahlus sunnah disebabkan penyimpangan-penyimpangan dari manhaj ahlus sunnah.

Inilah kumpulan vonis sesat yang keluar dari lisan akh Sofyan Khalid dan dibidikan kepada kami dalam artikelnya ataupun vonis yang keluar dari madrasah “salafiyah”-nya terhadap kami, dari penjelasan ini muncul pertanyaan besar, siapakah sebenarnya yang lebih layak dengan tuduhan berdusta di atas?? Dan vonis siapakah gerangan yang lebih dhalim?? Kami persilahkan para pembaca sekalian untuk menjawab, apalagi jika kita bandingkan implikasi negatif antara tuduhan kami dengan dengan vonis akh Sofyan Khalid maka bagaikan langit dan bumi, perhatikan beberapa perbandingan sisi negatif dari “celaan” kami dan vonis sesat dari madrasah “salafiyah” mereka :

1) Label yang kami selempangkan kepada akh Sofyan Khalid tidaklah mencederai sisi agama [al’adalah] akh Sofyan, adapun vonis akh Sofyan Khalid yang dibidikan kepada kami maka sangat mencederai sisi agama kami.

2) Julukan yang kami sematkan kepada akh Sofyan Khalid belum menghalalkan kehormatan akh Sofyan Khalid dari kekejian ghibah, berbeda dengan vonis yang dibidikan kepada kami, maka dia menghalalkan kehormatan kami dari ghibah, karena kami telah dinyatakan keluar dari koridor ahlus sunah, sebagaimana perkataan para ulama :

لا غيبة للمبتدع

Artinya : tidak ada ghibah bagi seorang ahlul bid’ah

3) Vonis yang dijatuhkan kepada kami merupakan pintu yang sah untuk menghajr dan memboikot kami, sangat berbeda dengan julukan-julukan yang kami sematkan.

Inilah sedikit perbandingan akibat negatif antara julukan-julukan yang kami sematkan kepada akh Sofyan Khalid dengan palu godam vonis yang dijatuhkan oleh Sofyan Khalid, yang tentunya jika kita telaah dengan hati yang terbuka, maka akan tersingkap siapa sebenarnya yang mendhalimi dan yang terdhalimi, dan perhatikanlah kelihaian kaum ini dalam menggiring opini publik, lisan fasihnya berceloteh dengan perkataan manis menggugah perasaan para pembaca lalu menyebarkan talbis seakan-akan kami yang mendhalimi, menjatuhkan kehormatan serta menyebarkan kedustaan atas mereka, akan tetapi setelah ditegakkannya “tabayyun” maka kita tahu siapa gerangan yang lebih layak untuk menyandang tudingan di atas, Ya salaam. Ala kulli hal.. setelah penjelasan ini, hendaknya kita semua bermuhasabah atas semua yang kita lakukan, kamipun harus mengakui bahwa celaan dan hinaan yang kami lontarkan kepada akh Sofyan Khalid adalah suatu kedhaliman, olehnya jika memang akh Sofyan Khalid berkeberatan atas apa yang kami lakukan kepadanya, merasa terdhalimi dan tercederai kehormatannya dengan julukan-julukan dan celaan tersebut, maka lisan tulus kami tidak sungkan untuk melafadzkan permohonan ma’af yang sebesar-besarnya kepadanya atas kekhilafan ini. Akan tetapi sebuah harapan besar membuncah memenuhi hati kami mengiringi terbitnya artikel ini, yaitu sebuah harapan untuk menghadirkan ‘ibroh berharga bagi para pembaca yang budiman dengan secuil goretan ini, agar kemudian menjadi lentera bagi hati yang bersih lalu menterjemahkannya dalam segenap instrumen anggota tubuh sehingga kita kemudian berhati-hati dalam berucap dan berbuat, jika saja kita tidak rela dengan sedikit hinaan, meradang dengan secuil makian, berkeluh kesah dengan sejumput ejekan maka bagaimana bisa lisan dhalim kita melemparkan tudingan dusta kepada saudara kita, membawa perkataan saudara kita kepada makna yang menyimpang kendati ada celah untuk membawanya kepada makna yang benar dan kemudian memvonis saudara kita keluar dari manhaj ahlus sunah yang penuh berkah ini??? Yang tentunya berakibat lebih fatal dari sekedar makian dan hujatan, Allah Musta’an.

Akhirnya untaian do’a tulus kami panjatkan kepada Rab alam semesta, semoga Allah memberikan hidayah bagi kita semua, meneguhkan kita di atas jalan yang benar, dan merekatkan kepingan hati-hati kita dalam sebuah bingkai ukhwah yang indah, dan akhir dari seruan kami, segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam, Bersambung insya Allah.



[1] . Afatul Lisan Fi Dhou-il Kitabi Was Sunnah 41.

[2]. Silahkan Lihat al-Adzkar 326, dan Syarh Imam Nawawi atas Shahih Muslim 1/69

[3]. Dan Alhamdulillah kami tidak dapatkan tuduhan ini di artikel akh Sofyan Khalid “Mengapa Saya Keluar Dari WI??”, jadi mungkin bisa kami simpulkan bahwa tuduhan tersebut bukan termasuk faktor yang menjadikan akh Sofyan Khalid keluar dari WI, tentunya hal ini tidak keluar dari dua sebab : 1. Akh Sofyan Khalid setuju dengan Bai’at 2. Atau tuduhan tersebut memang tidak ada wujudnya di tubuh WI, wallahu a’lam.

[4]. Kami telah membaca artikel beliau “Gerakan Salafi Modern Di Indonesia”, dan Alhamdulillah kami tidak mendapatkan apa yang dituduhkan tersebut.

One thought on “SILSILAH PEMBELAAN PARA ULAMA DAN DU’AT JILID 2”

Tinggalkan Komentar

By admin