NEGERI SYAM PRIMADONA NAN BERKAH YANG MENJADI REBUTAN
(Keutamaan Suriah sebagai bagian dari Syam dalam Islam)
Suriah dalam Sejarah
Negeri Syam yang dikenal dahulu sekarang terbagi menjadi empat negara. Yordania, Libanon, Palestina dan Suriah yang beribukota Damaskus. Sejarah bumi Syam adalah sejarah yang penuh dengan masa keemasan dan kemuliaan. Negeri tersebut merupakan negeri para Nabi dan Rasul, negeri sahabat, para ulama dan penuntut ilmu dan menjadi tempat hijrah manusia-manusia pilihan di akhir zaman. Sejak Islam masih dini, Damaskus terkenal sebagai kota pelajar. Karena banyaknya sekolah yang ada di sana. Pada masa Salahuddin Al-Ayubi jumlah sekolah mencapai 20 buah, di antaranya; Sekolah Adiliah, Sekolah Dhahiriah, Sekolah Jamqumiah, Sekolah Rawahiah, Sekolah Shalahiah, Sekolah Asadiah, Sekolah `Ashruniah, Sekolah `Aziziah dan lain-lain. Juga terkenal dengan sejumlah perpustakaan. Yang paling terkenal adalah Perpustakaan Sekolah Adiliah. Pada zaman dahulu, Damaskus juga terkenal dengan banyaknya rumah sakit milik lembaga pendidikan kedokteran tertentu dan banyaknya sekolah-sekolah kedokteran.
Hal yang menarik dalam sejarah Syam adalah dinamika perjumpaan yang terjadi antara Umat islam Romawi, Pasukan Salib, dan Mongol. Perjumpaan itu dirangkum dalam tiga perang Besar. Perang Yarmuk, Perang Hittin dan Perang ‘Ain Jalut.
Perang Yarmuk
Perang Yarmuk melibatkan pasukan muslim melawan tentara Kerajaan Romawi Timur (Byzantine) yang terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khattab, 636 Masehi. Perang ini termasuk peristiwa penting dalam sejarah dunia, karena menyebabkan kembalinya wilayah Damaskus dan takluknya wilayah Palestina, Suriah dan Mesopotamia ketangan islam, serta pesatnya perkembangan islam keluar jazirah arab.
Dalam perang kemenangan pasukan muslim yang berjumlah tak lebih dari 45.000 pasukan menang melawan pasukan romawi yang berjumlah sekitar 240.000 pasukan bersenjata lengkap. Perang ini disebut Perang Yarmuk karena perang ini terjadi di sungai Yarmuk, sebuah sungai penyumbang aliran ke sungai Yordan. Pasukan Islam dibawah komando Khalid bin Walid tidak gentar sediikitpun menghadapi pasukan Romawi Timur dibawah Raja Heraklius. Padahal pada saat itu pasukan islam hanya berjumlah tidak lebih dari 45.000. Sedangkan pasukan Romawi berjumlah sekitar 240.000 tentara multinasional kekaisaran yang terdiri dari berbagai wilayah, diantara Armenia, Slavia, Kristen Arab Ghassanid dan pasukan romawi timur biasa.
Tentara Muslim yang berjumlah 45.000 orang itu, sesuai dengan strategi Khalid, dipecah menjadi 40 kontingen untuk memberi kesan seolah-olah mereka lebih besar daripada musuh. Strategi Khalid ternyata sangat ampuh. Saat itu, taktik yang digunakan oleh Romawi terutama di Arab Utara dan selatan ialah dengan membagi tentaranya menjadi lima bagian, depan, belakang, kanan, kiri dan tengah. Heraclus sebagai ketua tentara Romawi telah mengikat tentaranya dengan besi antara satu sama lain. Ini dilakukan agar mereka jangan sampai lari dari peperangan. Romawi juga menggunakan taktik dan strategi tetsudo (kura-kura). Jenis tentara Rom dikenal sebagai ‘legions’, yang satu bagiannya terdapat 3000-6000 laskar berjalan kaki dan 100-200 laskar berkuda. Ditambah dengan dan ‘tentara bergajah’.
Kegigihan Khalid bin Walid dalam memimpin pasukannya membuahkan hasil yang membuat hampir semua orang tercengang. Pasukan muslim yang jumlahnya jauh lebih sedikit itu berhasil memukul mundur tentara Romawi. Dan Syam pun manjadi tanah pekuburan pertama bagi Orang-orang Romawi.
Perang Hittin
Perang Salib, terjadi selama kurang lebih 200 tahun dimulai sejai Tahun 1096 sampai 1270 M. Perang Salib adalah gerakan umat Kristen di Eropa yang memerangi umat Muslim di Yerusalem dan sekitarnya secara berulang-ulang mulai abad ke-11 sampai abad ke-13, dengan tujuan untuk merebut Tanah Suci dari kekuasaan kaum Muslim dan mendirikan gereja dan kerajaan Latin di Timur. Dinamakan Perang Salib, karena setiap orang Eropa yang ikut bertempur dalam peperangan memakai tanda salib pada bahu, lencana dan panji-panji mereka.
Perang Salib memakan waktu yang sangat lama. Dan salah satu perang yang menjadi kunci kemenangan kaum muslim adalah Perang Hittin. Perang yang terjadi pada hari sabtu, 14 Rabiul Akhir 583 H, dengan Sultan Shalahuddin al-Ayyubi sebagai panglimanya di daerah Danau Tiberias Palestina.
Ketika pasukan salib sampai di daratan antara Lubia dan HIttin, Shalahuddin langsung menyerang sehingga pasukan salib lari tunggang-langgang ke arah bukit Hittin. Pasukan Shalahuddin lalu mengepung bukit tersebut sampai akhirnya malam datang dan pertempuran pun dihentikan. Keesokan harinya, tanggal 4 Juli 1187 M, di tengah suhu yang panas menyengat dan kondisi kekurangan air minum, pertempuran Hittin akhirnya pecah. Pada saat itu, prajurit kavaleri pasukan salib dikepung oleh asap yang membumbung dari bawah bukit. Kedua pasukan itu pun bertempur di sebuah tempat yang berjarak sekitar dua mil dari Hittin. Setelah beberapa saat pertempuran berlangsung, barisan pertahanan pasukan sallib pun hancur. Ribuan akan panah yang dilepaskan pasukan Shalahuddin menghujani pasukan Salib tanpa ampun dan, dilanjutkan dengan tombak dan pedang. Korban pun berjatuhan dari pihak Salib. Di tengah kondisi itu, mendadak pasukan Shalahuddin melakukan manuver. Panglima pasukan kavaleri Raymond III, penguasa Tripoli, mendadak maju ke muka atas perintah Guy de Lusignan, raja al-Quds. Serangan mendadak itu pun langsung disambut oleh satuan pasukan muslim di bawah pimpinan Taqiyuddin Umar dengan sebuah manuver yang tidak kalah hebat. Ia bergerak memancing mereka masuk lebih jauh ke daerah pasukan Muslim. Tanpa menyadari apa yang terjadi, pasukan Raymond III langsung mengira bahwa mereka telah berhasil membuat celah diantara pasukan Shalahuddin dan terus bergerak maju. Secara tiba-tiba, pasukan Raymond III yang telah merasa di atas angin disambut oleh kepungan ribuan prajurit muslim. Pertempuran berlanjut hingga tujuh jam. Korban tewas dan luka-luka berjatuhan hingga ribuan orang. Dan akhirnya dimenangkan oleh pasukan Shalahuddin. Raja Guy de Lusignan berhasil ditawan. Sekitar 30 ribu tewas di pihak salib, dan 30 ribu lainnya menjadi tawanan.
Kemenangan ini sangat mengguncang musuh. Sebab, dari sini, satu demi satu kota di Palestina jatuh di tangan kaum muslimin. Dan puncaknya Shalahuddin berhasil membebaskan Baitul Maqdis, 27 Rajab 583 H/12 oktober 1187 M. Dan akhirnya, tanah Syam menjadi kuburan kedua bagi tentara Salib.
Perang ‘Ain Jalut
Ain Jalut terletak tidak jauh dari perkemahan Janin sekarang ini. Ia terletak di antara Kota Bisan dan Nablus. Ia terletak 65 kilometer dari Hittin yang terjadi pada tahun 583 H. Ia terletak 60 kilometer dari Yarmuk, medan peperangan Yarmuk, yang terjadi enam abad sebelumnya. Kedudukannya banyak mengembalikan memori pasukan Islam kepada kemenangan pasukan Islam sebelum itu.
Pertempuran Ain Jalut (atau Ayn Jalut dalam bahasa Arab : عين جالوت yang artinya Mata Jalut) terjadi pada tanggal 3 September 1260 di Palestina antara Bani Mamluk (Mesir) yang dipimpin oleh Qutuz dan Baibars berhadapan dengan tentara Mongol pimpinan Kitbuqa. Banyak ahli sejarah menganggap pertempuran ini termasuk salah satu pertempuran yang penting dalam sejarah penaklukan bangsa Mongol di Asia Tengah dimana mereka untuk pertama kalinya mengalami kekalahan telak dan tidak mampu membalasnya dikemudian hari seperti yang selama ini mereka lakukan jika mengalami kekalahan.
Secara singkat jalannya pertempuran terjadi ketika kedua belah pihak berkemah di tanah suci Palestina pada bulan Juli 1260 dan akhirnya berhadapan di Ain Jalut pada tanggal 3 September dengan kekuatan yang hampir sama yaitu ± 20.000 tentara. Taktik yang dipakai oleh panglima Baibars adalah dengan memancing keluar pasukan berkuda Mongol yang terkenal hebat sekaligus kejam kearah lembah sempit sehingga terjebak baru kemudian pasukan kuda mereka melakukan serangan balik dengan kekuatan penuh yang sebelumnya memang sudah bersembunyi di dekat lembah tersebut.
Akhirnya taktik ini menuai sukses besar. Pihak Mongol terpaksa mundur dalam kekacauan bahkan panglima perang mereka, Kitbuqa berhasil ditawan dan akhirnya dieksekusi. Perlu dicatat bahwa pasukan berkuda Bani Mameluk secara meyakinkan berhasil mengalahkan pasukan berkuda Mongol yang belum pernah terkalahkan sebelumnya. Dan kembali, Ternyata daratan Syam menjadi tanah pekuburan ketiga bagi bangsa-bangsa lawan dari islam.
Sepanjang sejarah kekhalifahan Islam yang silih berganti, Damaskus telah banyak menelorkan ulama besar, seperti; Hafiz Abdul Aziz At-Timiy, Hafiz Abu Zar`ah tokoh hadis terkemuka Syekhul Islam Ibn Taymiah, Ibn `Asakir, Abu Syamah, Ibn Katsir, Ibn Malik, Ibn Syathir, Rashid, Ibnu Baythar dan Ibnu Nafis. Mesjidnya yang paling terkenal adalah mesjid Umawi dan peninggalan sejarahnya yang paling tersohor adalah benteng Damaskus.
Kota para nabi ini terkenl dengan keamanan dan keramahan penduduknya. Ulamanya terkenal dengan keilmuwan dan ketakwaan. Masjid Umawi yang dibangun pada periode Muawiyah menjadi pusat pendidikan islam di zamannya. Dari negeri ini, lahirlah Imam Nawawi, Ibnu Qudamah, Ibnu abidin, Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Ibnu Katsir dan Imam al-Mizzi. Para penerus mereka seperti Dr. Mustafa az-Zarqa, Syaikh Syuaib Arnauth, Syaikh Abdul Karim Rifai dan Syaikh Usamah Rifai, Prof. Wahbah az-Zuhaili, Dr. Mustafa Dib al-Bugha, adalah para pewaris mereka.
Suriah Kini
Desember Tahun 2024 Kemenangan Besar Rakyat Suriah: Akhir dari Rezim Otoriter dan Babak Baru untuk Negeri
Suriah memasuki era baru yang penuh harapan setelah perjuangan panjang rakyatnya berhasil mengakhiri rezim otoriter yang telah bertahan selama puluhan tahun. Dalam momentum bersejarah ini, berbagai pencapaian luar biasa telah diraih, membawa Suriah ke arah kebangkitan dan kedaulatan sejati.
Tumbangnya Rezim yang Membelenggu
Setelah 61 tahun, Partai Ba’ath yang memerintah dengan tangan besi resmi berakhir. Bersamaan dengan itu, pemerintahan keluarga Al-Assad yang berlangsung selama 54 tahun kini runtuh, membuka jalan bagi sistem pemerintahan yang lebih inklusif dan adil.
Membongkar Kebohongan dan Menghancurkan Proyek Berbahaya
Rakyat Suriah juga berhasil menghancurkan mitos “poros perlawanan” yang selama ini digunakan rezim untuk memanipulasi isu Palestina demi keuntungan politik. Selain itu, beberapa proyek yang mengancam keutuhan dan masa depan negeri juga berhasil digagalkan, di antaranya:
Rencana Penyebaran Syiah: Proyek “bulan sabit Syiah” yang bertujuan mengubah peta agama di kawasan berhasil dihentikan.
Pembagian Suriah: Rencana memecah Suriah menjadi negara-negara kecil untuk melemahkan kedaulatan nasional digagalkan.
Negara Alawi: Rencana pembentukan negara Alawi di wilayah Homs dan pesisir juga gagal total.
Narkoba: Suriah tidak lagi menjadi pusat produksi dan distribusi narkoba yang sebelumnya menjadi ancaman besar bagi kawasan.
Mengakhiri Pendudukan dan Melindungi Kedaulatan
Kemenangan ini juga menandai berakhirnya pendudukan Iran dan milisi-milisi bersenjata, termasuk Hizbullah, yang selama ini menindas rakyat Suriah. Proyek perubahan demografi di kota-kota besar seperti Aleppo, Damaskus, Deir Azzur, dan Qusayr berhasil dihentikan. Kini, semua wilayah kembali kepada rakyat Suriah tanpa diskriminasi.
Tak hanya itu, semua perjanjian sepihak yang dibuat rezim lama dengan Rusia dan Iran untuk menjual kekayaan negeri telah dibatalkan. Kekayaan alam Suriah kini sepenuhnya berada di tangan rakyat.
Harapan Baru untuk Masa Depan Suriah
Perjuangan rakyat Suriah ini adalah bukti bahwa kekuatan persatuan dan tekad bisa membawa perubahan besar. Kini, Suriah memulai perjalanan baru untuk membangun kembali negeri yang hancur akibat konflik panjang. Kini, Suriah berdiri tegak sebagai lambang keberanian dan kemenangan rakyat melawan ketidakadilan.
Nubuwah Keutamaan Syam dalam Islam
A. Keutamaan Umum
Syam adalah wilayah yang mencakup Suriah, Palestina, Yordania, dan Lebanon. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menyebutkan keutamaan negeri ini:
Pertama: Telah terdapat banyak dalil dalam Al-Qur’an dan Sunnah yang shahih tentang keutamaan negeri Syam. Di antaranya adalah firman Allah Ta’ala:
سُبْحَانَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًۭا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَى ٱلَّذِى بَـٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَـٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
(Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat).
(QS. Al-Isra: 1).
Imam Ath-Thabari rahimahullah berkata:
“Firman-Nya (ٱلَّذِى بَـٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ) bermakna bahwa Allah menjadikan sekelilingnya penuh berkah bagi para penduduknya dalam urusan kehidupan, penghidupan, pertanian, dan tanaman mereka.”
(Tafsir Ath-Thabari, 14/448).
Hadis dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: ذَكَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
“اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَأْمِنَا، اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي يَمَنِنَا.
قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَفِي نَجْدِنَا؟
فَقَالَ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَأْمِنَا، اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي يَمَنِنَا.
قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَفِي نَجْدِنَا؟
فَقَالَ: هُنَاكَ الزَّلاَزِلُ وَالفِتَنُ، وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ.”
(Ya Allah, berkahilah negeri Syam kami. Ya Allah, berkahilah negeri Yaman kami.)
Mereka bertanya:
(Wahai Rasulullah, bagaimana dengan Najd kami?)
Nabi menjawab:
(Di sana terdapat gempa dan fitnah, dan di sana akan muncul tanduk setan.)
(HR. Bukhari, 7094).
Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah berkata:
“Ketahuilah bahwa berkah di negeri Syam mencakup berkah dalam urusan agama dan dunia. Oleh karena itu, Syam disebut sebagai tanah suci.”
(Majmu’ Rasail Ibn Rajab, 3/224).
Kedua: Juga terdapat dalil yang menunjukkan bahwa di negeri Syam terdapat iman dan kebaikan yang lebih banyak dibandingkan negeri lainnya.
Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
“بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ إِذْ رَأَيْتُ عَمُودَ الْكِتَابِ احْتُمِلَ مِنْ تَحْتِ رَأْسِي، فَظَنَنْتُ أَنَّهُ مَذْهُوبٌ بِهِ، فَأَتْبَعْتُهُ بَصَرِي، فَعُمِدَ بِهِ إِلَى الشَّامِ، أَلَا وَإِنَّ الْإِيمَانَ، حِينَ تَقَعُ الْفِتَنُ، بِالشَّامِ.”
(Ketika aku tidur, aku melihat tiang kitab (Islam) diangkat dari bawah kepalaku. Aku mengira tiang itu akan diambil, maka aku mengikuti tiang itu dengan pandanganku. Ternyata tiang itu diarahkan ke negeri Syam. Ketahuilah, sesungguhnya iman, ketika terjadi fitnah, berada di negeri Syam.)
(HR. Ahmad, 36/62; dishahihkan oleh Al-Albani dalam Takhrij Ahadits Fadha’il Ash-Sham wa Dimasyq, hal. 13).
B. Keutamaan Khusus
Berikut adalah 20 hadis tentang keutamaan Syam
1. Tempat berkumpulnya kaum muslimin
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
“إِنَّ فُسْطَاطَ الْمُسْلِمِينَ يَوْمَ الْمَلْحَمَةِ بِالْغُوطَةِ، إِلَى جَانِبِ مَدِينَةٍ يُقَالُ لَهَا دِمَشْقُ، مِنْ خَيْرِ مُدُنِ الشَّامِ.”
(HR. Ahmad, Abu Daud, dishahihkan oleh Al-Albani)
“Tempat berkumpulnya kaum muslimin pada hari pertempuran besar (Al-Malhamah) adalah di Ghouta, di dekat sebuah kota bernama Damaskus, kota terbaik di Syam.”
2. Doa keberkahan untuk Syam dan Yaman
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ:
“اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا، اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي يَمَنِنَا.” قَالُوا: وَفِي نَجْدِنَا؟ فَقَالَ: “هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ، وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ.”
(HR. Bukhari)
“Ya Allah, berkahilah kami di Syam kami, berkahilah kami di Yaman kami.” Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, dan di Najd kami?” Rasulullah menjawab, “Di sana ada gempa dan fitnah, serta muncul tanduk setan.”
3. Keimanan di Syam saat fitnah terjadi
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
“إِنِّي رَأَيْتُ عَمُودَ الْكِتَابِ انْتُزِعَ مِنْ تَحْتِ وِسَادَتِي، فَنَظَرْتُ إِلَيْهِ يُذْهَبُ بِهِ إِلَى الشَّامِ، أَلَا وَإِنَّ الْإِيمَانَ إِذَا وَقَعَتِ الْفِتَنُ بِالشَّامِ.”
(HR. Hakim, dishahihkan oleh Al-Albani)
“Aku melihat tiang kitab (Islam) diambil dari bawah bantalku. Kemudian aku melihatnya menjadi cahaya terang yang diarahkan ke Syam. Ketahuilah, iman berada di Syam saat fitnah terjadi.”
4. Keutamaan Syam saat fitnah
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ:
“إِنِّي رَأَيْتُ الْمَلَائِكَةَ فِي مَنَامِي يَحْمِلُونَ عَمُودَ الْكِتَابِ، فَنَظَرْتُ إِلَيْهِ وَقَدْ ذَهَبُوا بِهِ إِلَى الشَّامِ.”
(HR. Ibnu Asakir, dishahihkan oleh Al-Albani)
“Sesungguhnya aku melihat malaikat dalam mimpiku mengambil tiang kitab, lalu membawanya ke Syam. Jika fitnah terjadi, maka iman berada di Syam.”
5. Cahaya tiang Islam menuju Syam
عَنْ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
“إِنِّي رَأَيْتُ عَمُودَ النُّورِ يَخْرُجُ مِنْ تَحْتِ رَأْسِي إِلَى الشَّامِ.”
(HR. Al-Baihaqi, dishahihkan oleh Al-Albani)
“Aku melihat tiang cahaya keluar dari bawah kepalaku menuju Syam.”
6. Pasukan di Syam
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَوَالَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
“سَتَصِيرُ الْأُمَّةُ فِرَقًا: فِرْقَةٌ بِالشَّامِ، وَفِرْقَةٌ بِالْعِرَاقِ، وَفِرْقَةٌ بِالْيَمَنِ. فَعَلَيْكَ بِالشَّامِ.”
(HR. Ahmad, dishahihkan oleh Al-Albani)
“Kelak umatku akan menjadi tiga pasukan: satu di Syam, satu di Irak, dan satu di Yaman. Jika kamu melihatnya, pilihlah Syam, karena itu adalah pilihan Allah dari bumi-Nya.”
7. Jika kekhalifahan turun di Baitul Maqdis
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَوَالَةَ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ:
“إِذَا رَأَيْتُمُ الْخِلَافَةَ قَدْ نَزَلَتِ الْأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ، فَقَدْ دَنَتِ الزَّلَازِلُ وَالْبَلَابِلُ، وَالْأُمُورُ الْعِظَامُ.”
(HR. Ahmad, dishahihkan oleh Al-Albani)
“Jika kamu melihat kekhalifahan turun di tanah suci (Baitul Maqdis), maka telah dekat bencana besar, dan hari kiamat lebih dekat kepada manusia dibanding tangan ini ke kepalamu.”
8. Kelompok yang selalu menang hingga hari kiamat
عَنْ مُعَاوِيَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
“لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي قَائِمَةً بِأَمْرِ اللَّهِ، لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ، أَوْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ ظَاهِرُونَ عَلَى النَّاسِ.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
“Akan selalu ada sekelompok dari umatku yang tetap teguh di atas perintah Allah, tidak akan membahayakan mereka orang yang meninggalkan mereka atau menentang mereka, hingga datang keputusan Allah dan mereka tetap unggul atas manusia.”
9. Jika Syam rusak, maka tidak ada kebaikan pada umat ini
عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ قُرَّةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
“إِذَا فَسَدَ أَهْلُ الشَّامِ فَلَا خَيْرَ فِيكُمْ.”
(HR. Ahmad dan At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albani)
“Jika penduduk Syam telah rusak, maka tidak ada lagi kebaikan di antara kalian.”
10. Fustat kaum muslimin di Ghouta, dekat Damaskus
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
“إِنَّ فُسْطَاطَ الْمُسْلِمِينَ يَوْمَ الْمَلْحَمَةِ بِالْغُوطَةِ إِلَى جَانِبِ مَدِينَةٍ يُقَالُ لَهَا دِمَشْقُ، مِنْ خَيْرِ مَدَائِنِ الشَّامِ.”
(HR. Ahmad, Abu Daud, dishahihkan oleh Al-Albani)
“Tempat berkumpulnya kaum muslimin pada hari Al-Malhamah (pertempuran besar) adalah di Ghouta, dekat sebuah kota yang disebut Damaskus, yang merupakan kota terbaik di Syam.”
11. Pasukan mulia dari Damaskus
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
“إِذَا وَقَعَتِ الْمَلَاحِمُ بَعَثَ اللَّهُ بَعْثًا مِنَ الْمَوَالِي، هُمْ أَكْرَمُ الْعَرَبِ فَرَسًا، وَأَجْوَدُهُمْ سِلَاحًا، يُؤَيِّدُ اللَّهُ بِهِمُ الدِّينَ.”
(HR. Ibnu Majah dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albani)
“Jika terjadi pertempuran besar, Allah akan mengutus pasukan dari Damaskus, dari golongan mawali. Mereka adalah yang terbaik dalam menunggang kuda dan memiliki senjata terbaik, serta Allah menolong agama melalui mereka.”
12. Turunnya Nabi Isa di Syam
عَنْ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
“فَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ عِنْدَ الْمَنَارَةِ الْبَيْضَاءِ شَرْقِيَّ دِمَشْقَ، فَيُدْرِكُهُ عِنْدَ بَابِ لُدٍّ، فَيَقْتُلُهُ.”
(HR. Muslim)
“Nabi Isa bin Maryam akan turun di menara putih di sebelah timur Damaskus. Kemudian ia akan mendapati Dajjal di pintu Lud, lalu membunuhnya.”
13. Syam adalah pilihan Allah dari bumi-Nya
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَوَالَةَ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ:
“عَلَيْكَ بِالشَّامِ، فَإِنَّهَا صَفْوَةُ اللَّهِ مِنْ بِلَادِهِ، يَجْتَبِي إِلَيْهَا خِيرَتَهُ مِنْ عِبَادِهِ.”
(HR. Ahmad dan Abu Daud, dishahihkan oleh Al-Albani)
“Tetaplah di Syam, karena Syam adalah pilihan Allah dari negeri-Nya. Allah memilih hamba-hamba pilihan-Nya untuk tinggal di sana.”
14. Tempat para malaikat membentangkan sayapnya
عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
“طُوبَى لِلشَّامِ.” قَالُوا: “لِأَيِّ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟” قَالَ: “لِأَنَّ مَلَائِكَةَ الرَّحْمَنِ بَاسِطَةٌ أَجْنِحَتَهَا عَلَيْهَا.”
(HR. At-Tirmidzi dan Ahmad, dishahihkan oleh Al-Albani)
“Beruntunglah Syam.” Para sahabat bertanya, “Mengapa demikian, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Karena para malaikat rahmat membentangkan sayapnya di atas Syam.”
15. Ahlul Syam adalah kelompok yang tetap menang
عَنْ سَلَمَةَ بْنِ نُفَيْلٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
“عُقْرُ دَارِ الْمُؤْمِنِينَ الشَّامُ.”
(HR. Ahmad, dishahihkan oleh Al-Albani)
“Pusat negeri orang-orang beriman adalah Syam.”
16. Perintah tinggal di Syam pada masa fitnah
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ:
“سَيَكُونُ فِتَنٌ، قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَمَا تَأْمُرُنَا؟ قَالَ: عَلَيْكُمْ بِالشَّامِ.”
(HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Albani)
“Akan terjadi berbagai fitnah.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang engkau perintahkan kepada kami?” Beliau bersabda, “Tinggallah di Syam.”
17. Keutamaan Damaskus sebagai pusat ilmu
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ:
“إِنِّي رَأَيْتُ عَمُودَ الْكِتَابِ انْتُزِعَ مِنْ تَحْتِ وِسَادَتِي، فَنَظَرْتُ، فَإِذَا هُوَ نُورٌ سَاطِعٌ عُمِدَ بِهِ إِلَى الشَّامِ.”
(HR. Ahmad dan At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albani)
“Aku melihat tiang kitab (Al-Qur’an) dicabut dari bawah bantalanku. Lalu aku melihatnya berupa cahaya yang bersinar terang, diarahkan ke Syam.”
18. Tempat turunnya keberkahan di akhir zaman
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
“بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ، إِذَا عِمَادُ الْكِتَابِ قَدْ أُخِذَ مِنْ تَحْتِ رَأْسِي، فَظَنَنْتُ أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ تَخَلَّى مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ، فَإِذَا هُوَ مَوضُوعٌ بِالشَّامِ.”
(HR. Ahmad, dishahihkan oleh Al-Albani)
“Ketika aku sedang tidur, tiang kitab (Al-Qur’an) diambil dari bawah kepalaku. Aku mengira Allah telah meninggalkan penduduk bumi. Ternyata, ia diletakkan di Syam.”
19. Tanah kebangkitan dan perhimpunan manusia
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
“الشَّامُ أَرْضُ الْمَحْشَرِ وَالْمَنْشَرِ.”
(HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albani)
“Syam adalah tanah kebangkitan dan tempat dikumpulkannya manusia.”
20. Keberkahan Syam meliputi tanah, air, dan umatnya
عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
“اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا، اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي يَمَنِنَا.”
(HR. Al-Bukhari)
“Ya Allah, berkahilah kami dalam (negeri) Syam kami. Ya Allah, berkahilah kami dalam (negeri) Yaman kami.”
Pelajaran dari Perjuangan Rakyat Suriah
1. Persatuan Umat
Rasulullah ﷺ bersabda:
“المؤمن للمؤمن كالبنيان يشدُّ بعضُه بعضًا.”
(رواه البخاري ومسلم)
“Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seperti bangunan yang saling menguatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pelajaran:
Kemenangan rakyat Suriah dapat bertahan jika mereka menjaga persatuan. Ini adalah pelajaran penting bagi seluruh umat Islam.
2. Kesadaran Umat akan Keutamaan Syam
Rasulullah ﷺ bersabda:
“مَنْ لَمْ يَهْتَمَّ بِأَمْرِ الْمُسْلِمِينَ فَلَيْسَ مِنْهُمْ.”
(رواه أبو داود)
“Barangsiapa tidak peduli dengan urusan kaum muslimin, maka ia bukan bagian dari mereka.” (HR. Abu Dawud)
Pelajaran:
Kesadaran tentang pentingnya Syam harus terus ditingkatkan. Umat Islam harus mendukung perjuangan rakyat Suriah karena mereka adalah bagian dari wilayah yang diberkahi.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
1. Berdoa untuk Suriah
Rasulullah ﷺ bersabda:
“الدُّعَاءُ مُخُّ الْعِبَادَةِ.”
(رواه الترمذي)
“Doa adalah inti ibadah.” (HR. Tirmidzi)
Pelajaran:
Doa adalah senjata terbaik umat Islam. Dalam kondisi sulit, doa menjadi penghubung langsung kepada Allah SWT.
2. Membantu dengan Harta dan Dukungan Moral
Membantu dengan materi dan dukungan moral adalah wujud kepedulian nyata kepada umat Islam yang membutuhkan, termasuk di Suriah. Rasulullah ﷺ bersabda:
“مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.”
(رواه البخاري ومسلم)
“Perumpamaan orang-orang beriman dalam kasih sayang, cinta, dan simpati mereka seperti satu tubuh. Jika salah satu anggotanya sakit, seluruh tubuh merasakan demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Semoga kita dapat mengambil hikmah dari hadis-hadis ini dan semakin peduli terhadap perjuangan umat Islam di Suriah.
Kesimpulan
Suriah adalah bagian penting dari sejarah Islam dan wilayah yang diberkahi Allah SWT. Peristiwa yang terjadi di sana harus menjadi pelajaran berharga bagi kita untuk terus mendukung perjuangan umat Islam, menjaga persatuan, dan meningkatkan kesadaran keumatan.
Mari kita mulai langkah baru untuk Syam Merdeka, dengan memahami keutamaannya dan memberikan dukungan terbaik yang bisa kita lakukan. Sebagaimana Suriah menjadi pintu gerbang pembebasan Palestina di masa lalu, semoga perjuangan rakyat Suriah hari ini menjadi awal dari kemenangan umat Islam di masa depan.
Meskipun pada masa tertentu terjadi penurunan religiositas di negeri Syam, keutamaannya tetap terjaga sepanjang zaman. Negeri ini telah menjadi pusat perlawanan terhadap serangan besar-besaran musuh Islam, dan di akhir zaman, akan menjadi pusat umat Islam di bawah kepemimpinan Nabi Isa ‘alaihis salam melawan Dajjal.
Semoga Allah memperbaiki keadaan umat Islam di negeri Syam dan seluruh dunia.
Wallahu a’lam.
Maraji:
Abu Fatiah al-Adnani, 2014, Huru-Hara Irak, Syria & Mesir, Surakarta: Granada Mediatama